Kamis, 23 Februari 2012

PAPER: Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Pageh. 2000. Buku Ajar; Pengantar Ilmu Sejarah. Singaraja: STKIP Singaraja.)

PAPER
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Suatu kenyataan sejarah yang harus dipahami adalah perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesatnya dewasa ini tidaklah muncul begitu saja tanpa memiliki latar belakang sejarah, berupa semangat zaman (Zeitgeist) dan semangat budaya (Kulturgebundenheit) yang mempengaruhinya.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang diwaris dewasa ini yang terdiri dalam berbagai cabang dan disiplin yang berkembang seperti ini adalah hasil dari proses sejarah panjang ilmu itu sendiri, yang terlaksana melalui pembentukan dan pewarisan dari masa ke masa. Berdasarkan catatan sejarah ilmu pengetahuan awalnya berkembang di wilayah Timur tengah kemudian berpindah ke dunia Barat sejak zaman kuno/klasik hingga zaman modern.
Secara garis besar perkembangan ilmu pengetahuan memiliki empat priodisasi zaman:
1.      Pertumbuhan ilmu zaman Yunani kuno
Ilmu pengetahuan dan penerapannya pertama-tama berbaur dengan agama dan kepercayaan (Unifed and Holistic). Sifat ilmu masih quasi science, bukan ilmu yang sebenarnya. Bersifat theosentrisme, pelakunya adalah sebagian besar Tuhan dan Dewa-Dewi. Ilmu dalam konteks natural saiens mula-mula berkembang di daerah Mesir dan Sumeria (± 4000-600 BC), dan kemudian zaman Romawi (± 30 BC-400 AD).
Di wilayah Timur Tengah terdapat dua peradaban yang sangat penting, yaitu Mesir di lembah sungai Nil dan Sumeria di lembah sungai Eufrat dan Tigris. Gagasan keilmuan yang berkembang yang berkembang di daerah ini adalah penggunaan bilangan nol. Penggunaan bilangan ini dikatakan mendapat pengaruh dari India. Bilangan nol ini tergolong bilangan ajaib oleh karena itu banyak dipergunakan dalam kaitannya dengan tafsir misteri ajaran Agama Hindu di India. Demikian pulan dengan penggunaan bilangan kelipatan 60 sebagai dasar penghitungan jam, diambil dari pembagian lingkaran 3600. Dengan bukti itu, daerah Mesir dan Sumeria di Timur Tengah tidak dapat dipisahkan dalam pembicaraan sejarah ilmu.
Setelah perkembangannya di Timur Tengah, ilmu pengetahuan kemudian berkembang dan mengalami puncaknya di Yunani (Greek). Ilmu pengetahuan di Yunani juga beriringan dengan mitos-mitos yang ada dalam masyarakat. Pada zaman Yunani kuno ada dua Agama yang berkembang yaitu; Agama asli yang berpusat pada kepercayaan terhadap Dewa-Dewi dan Olympia, dan yang kedua adalah Agama asing yang masuk ke Yunani yaitu kultus Orfisme Dionysian.
Jadi pada awalnya seluruh kehidupan masyarakat Yunani diwarnai oleh kepercayaan terhadap Dewa-Dewi, dan mitologi-mitologi terkait dengan-Nya. Kemudian memasuki abad ke-6 BC muncullah pusat-pusat kegiatan falsafah di Miletos dan Ionia. Di sinilah muncul ahli-ahli filsafat barat yang memberikan jawaban secara spekulatif lewat perenungan perenungan yang mendalam dan menyeluruh terhadap segala permasalahan yang mulanya disebabkan oleh Dewa-Dewi Yunani kuno.
Salah satu tokoh filsafat yang terkenal dizaman Yunani kuno adalah Thales (± 625-545 BC) dari kota Miletus. Thales terkenal dengan berbagai julukan yaitu sebagai:
v  Bapak ilmuan pertama di Dunia
v  Salah satu dari tujuh orang arif Yunani
v  Bapak filsafat
v  Bapak dari penalaran Deduktif
v  Bapak dari ilmu Astronomi
Dengan demikian. Thales dapat dikatakan sebagai ilmuan pertama di Dunia sebagai pelopor dalam ilmu perbintangan (falak), ilmu cuaca, ilmu navigasi, ilmu ukur dengan bebagai karyanya sangat penting, bahkan ia juga mengkaji tentang pokok persoalan listrik dan magnetik. Selain Thales ada juga ilmuan-ilmuan Yunani yang terkenal di antaranya adalah; Pythagoras, Anaximandros, Anaximines, Demokritus, Euclid, Archimedes, Eratosthenes, dan masih banyak lagi.
Kurun tahun 400-200 BC merupakan masa yang paling aktif dan paling produktif dalam pertumbuhan ilmu pengetahuan zaman Yunani kuno, khususnya ilmu perbintangan, ilmu eksak, ilmu urai tubuh yang semuanya telah memisahkan diri dari induknya, yaitu filsafat. Penelitian ilmiah ilmuan dilakukan di Musium Alexanderia yang sudah dilengkapi dengan perpustakaan, merupakan perpustakaan terbesar pada zaman Yunani kuno dan berisi ratusan ribu naskah-naskah kuno. Keberadaan perpustakaan Alexanderia merupakan bukti nyata dari perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Yunani kuno.
Pada perjalanan selanjutnya, sejak meninggalnya Raja Alexander Agung (323 BC) sampai penaklukan Mesir oleh kerajaan Romawi (30 BC), muncul sebuah paham baru yang dinamakan dengan kepercayaan Helinistik. Pada masa tersebut para ahli lebih banyak melakukan kegiatan penyuntingan, penghimpunan, dan penyusunan karya rujukan seperti Ensiklopedia.
Dalam tahun 48 BC terjadi penyerangan terhadap Alexandria oleh Julius Caesar, berdasarkan cerita sejarah terjadi pemusnahan terhadap semua dekumen-dokumen yang tersipan di perpustakaan Alexanderia. Pada masa itu merupakan masa kegelapan sekaligus masa berahirnya zaman Yunani kuno dan Helenistik.

2.      Perkembangan ilmu zaman Romawai
Setelah Julius Caesar menguasai Mesir menandai masa Romawi dimulai, zaman Romawi dalam perkembangan sejarah ilmu merupakan zaman yang paling sedikit memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Bangsa Romawi sangat mahir dalam teknik organisasi pemerintahan dan Hukum. Tetapi zaman ini sedikit sekali melahirkan tokoh ilmuan terkemuka seperti pada zaman Yunani kuno. Kondisi tersebut dikarenakan pada zaman Romawi lebih mengutamakan praktek ketimbang teori.
Berdasarkan kondisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada zaman Romawi terjadi kemunduran dalam perkembangan ilmu alamiah, karena pada saat itu berkembang Agama Nasrani, sehingga orientasi manusia beralih pada ilmu Agama (± 300 BC).

3.      Perkembangan ilmu zaman Abad Pertengahan
Kerajaan Romawi Barat dengan pusat di Roma mengalami kehancuran pada tahun 476, setelah adanya penyernbuan dari beberapa suku, sedangkan Romawi Timur yang berpusat di Byzantyum dapat berlangsung lama, hingga akhirnya jatuh pada tahun 1453 ke tangan penguasa Sultan Turki Saljuk. Eropa akhirnya mengalami kegelapan selama lima abad sampai tahun 1000, karena tidak ada perkembangan ilmu kemanusiaan dan ilmu pengetahuan apapun.
Untunglah pengetahuan kemanusiaan dan pengetahuan ilmiah yang diwariskan oleh zaman kuno masih tetap terpelihara, berkat jasa gereja Nasrani, cendekiawan Byzantium, dan penguasa muslim.
Kaum muslim menguasai daerah-daerah dikawasan Asia Kecil, Mesir, Bagdad, Damaskus, Kairo, Toledo dan sampai ke Sepanyol (Kordoba). Penguasaan yang begitu luas memberikan implikasi bagi luasnya pengaruh kebudayaan Islam yang tentunya disertai dengan aktualisasi ilmu pengetahuan yang sudah ada.

4.      Perkembangan ilmu zaman Modern
Pada ujung abad pertengahan terjadi suatu peristiwa yang dikatakan sebagai zaman pencerahan, pada ahir zaman tersebut dunia memasuki zaman modern (dimulai sejak abad XVII). Pada masa modern pengertian ilmu berlainan dengan pengertian ilmu pada masa kelasik. Pada masa ini perkembangan ilmu didasari oleh tiga perubahan, yaitu perubahan alam pikiran manusia, kemajuan teknologi, dan lahirnya tata cara ilmiah.
Manusia modern berangsur-angsur meninggalkan pola pikir takhayul, gaib, mistik, dan sebagainya. Ilmu manusia mulai berpegang pada kemampuan akal manusia sepenuhnya, untuk menjelaskan berbagai gejala alam dan segala permasalahannya, menggunakan metodologi penelitian secermat mungkin.
Kemampuan akal itu kemudian didukung oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat. Teknologi itu kemudian menjadi perpanjngan kemampuan akal dari keterbatasan manusia. Misalnya dengan menggunakan alat bantu Teropong bintang untuk melihat benda-benda angkasa, dan menggunakan Mikroskop untuk melihat benda-benda yang sangat kecil ukurannya, dimana kalau menggunakan mata telanjang tidak mungkin akan bisa melihatnya. Tetapi dengan menggunakan teknologi yang diciptakan oleh manusia maka hal yang tidak mungkin dapat menjadi mungkin.
Demikianlah perkembangan ilmu pengetahuan umat manusia yang dapat dipaparkan secara singkat. Berdasakan pemaparan tersebut dapat dipahami betapa panjangnya perjalanan sejarah yang dilalui oleh ilmu pengetahuan hingga bisa menciptakan alam pikiran manusia modern seperti saat ini, abad 21.



Sumber Rujukan Buku:
Pageh. 2000. Buku Ajar; Pengantar Ilmu Sejarah. Singaraja: STKIP Singaraja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar