PAPER
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Suatu kenyataan sejarah yang harus dipahami adalah perkembangan ilmu
pengetahuan yang begitu pesatnya dewasa ini tidaklah muncul begitu saja tanpa
memiliki latar belakang sejarah, berupa semangat zaman (Zeitgeist) dan semangat budaya (Kulturgebundenheit)
yang mempengaruhinya.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang diwaris dewasa ini yang terdiri
dalam berbagai cabang dan disiplin yang berkembang seperti ini adalah hasil
dari proses sejarah panjang ilmu itu sendiri, yang terlaksana melalui
pembentukan dan pewarisan dari masa ke masa. Berdasarkan catatan sejarah ilmu
pengetahuan awalnya berkembang di wilayah Timur tengah kemudian berpindah ke
dunia Barat sejak zaman kuno/klasik hingga zaman modern.
Secara garis besar perkembangan ilmu pengetahuan memiliki empat
priodisasi zaman:
1.
Pertumbuhan
ilmu zaman Yunani kuno
Ilmu pengetahuan dan penerapannya pertama-tama berbaur dengan agama dan
kepercayaan (Unifed and Holistic).
Sifat ilmu masih quasi science, bukan
ilmu yang sebenarnya. Bersifat theosentrisme,
pelakunya adalah sebagian besar Tuhan dan Dewa-Dewi. Ilmu dalam konteks natural
saiens mula-mula berkembang di daerah Mesir dan Sumeria (± 4000-600 BC), dan
kemudian zaman Romawi (± 30 BC-400 AD).
Di wilayah Timur Tengah terdapat dua peradaban yang sangat penting,
yaitu Mesir di lembah sungai Nil dan Sumeria di lembah sungai Eufrat dan
Tigris. Gagasan keilmuan yang berkembang yang berkembang di daerah ini adalah
penggunaan bilangan nol. Penggunaan bilangan ini dikatakan mendapat pengaruh
dari India. Bilangan nol ini tergolong bilangan ajaib oleh karena itu banyak
dipergunakan dalam kaitannya dengan tafsir misteri ajaran Agama Hindu di India.
Demikian pulan dengan penggunaan bilangan kelipatan 60 sebagai dasar
penghitungan jam, diambil dari pembagian lingkaran 3600. Dengan
bukti itu, daerah Mesir dan Sumeria di Timur Tengah tidak dapat dipisahkan
dalam pembicaraan sejarah ilmu.
Setelah perkembangannya di Timur Tengah, ilmu pengetahuan kemudian
berkembang dan mengalami puncaknya di Yunani (Greek). Ilmu pengetahuan di Yunani juga beriringan dengan
mitos-mitos yang ada dalam masyarakat. Pada zaman Yunani kuno ada dua Agama
yang berkembang yaitu; Agama asli yang berpusat pada kepercayaan terhadap
Dewa-Dewi dan Olympia, dan yang kedua adalah Agama asing yang masuk ke Yunani
yaitu kultus Orfisme Dionysian.
Jadi pada awalnya seluruh kehidupan masyarakat Yunani diwarnai oleh
kepercayaan terhadap Dewa-Dewi, dan mitologi-mitologi terkait dengan-Nya.
Kemudian memasuki abad ke-6 BC muncullah pusat-pusat kegiatan falsafah di
Miletos dan Ionia. Di sinilah muncul ahli-ahli filsafat barat yang memberikan jawaban
secara spekulatif lewat perenungan perenungan yang mendalam dan menyeluruh
terhadap segala permasalahan yang mulanya disebabkan oleh Dewa-Dewi Yunani
kuno.
Salah satu tokoh filsafat yang terkenal dizaman Yunani kuno adalah
Thales (± 625-545 BC) dari kota Miletus. Thales terkenal dengan berbagai
julukan yaitu sebagai:
v Bapak ilmuan
pertama di Dunia
v Salah satu
dari tujuh orang arif Yunani
v Bapak
filsafat
v Bapak dari
penalaran Deduktif
v Bapak dari
ilmu Astronomi
Dengan demikian. Thales dapat dikatakan sebagai ilmuan pertama di Dunia
sebagai pelopor dalam ilmu perbintangan (falak), ilmu cuaca, ilmu navigasi,
ilmu ukur dengan bebagai karyanya sangat penting, bahkan ia juga mengkaji
tentang pokok persoalan listrik dan magnetik. Selain Thales ada juga
ilmuan-ilmuan Yunani yang terkenal di antaranya adalah; Pythagoras,
Anaximandros, Anaximines, Demokritus, Euclid, Archimedes, Eratosthenes, dan
masih banyak lagi.
Kurun tahun 400-200 BC merupakan masa yang paling aktif dan paling
produktif dalam pertumbuhan ilmu pengetahuan zaman Yunani kuno, khususnya ilmu
perbintangan, ilmu eksak, ilmu urai tubuh yang semuanya telah memisahkan diri
dari induknya, yaitu filsafat. Penelitian ilmiah ilmuan dilakukan di Musium
Alexanderia yang sudah dilengkapi dengan perpustakaan, merupakan perpustakaan
terbesar pada zaman Yunani kuno dan berisi ratusan ribu naskah-naskah kuno.
Keberadaan perpustakaan Alexanderia merupakan bukti nyata dari perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman Yunani kuno.
Pada perjalanan selanjutnya, sejak meninggalnya Raja Alexander Agung
(323 BC) sampai penaklukan Mesir oleh kerajaan Romawi (30 BC), muncul sebuah
paham baru yang dinamakan dengan kepercayaan Helinistik. Pada masa tersebut
para ahli lebih banyak melakukan kegiatan penyuntingan, penghimpunan, dan
penyusunan karya rujukan seperti Ensiklopedia.
Dalam tahun 48 BC terjadi penyerangan terhadap Alexandria oleh Julius
Caesar, berdasarkan cerita sejarah terjadi pemusnahan terhadap semua
dekumen-dokumen yang tersipan di perpustakaan Alexanderia. Pada masa itu
merupakan masa kegelapan sekaligus masa berahirnya zaman Yunani kuno dan
Helenistik.
2.
Perkembangan
ilmu zaman Romawai
Setelah Julius Caesar menguasai Mesir menandai masa Romawi dimulai,
zaman Romawi dalam perkembangan sejarah ilmu merupakan zaman yang paling
sedikit memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Bangsa Romawi sangat mahir dalam teknik organisasi pemerintahan dan
Hukum. Tetapi zaman ini sedikit sekali melahirkan tokoh ilmuan terkemuka
seperti pada zaman Yunani kuno. Kondisi tersebut dikarenakan pada zaman Romawi
lebih mengutamakan praktek ketimbang teori.
Berdasarkan kondisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada zaman Romawi
terjadi kemunduran dalam perkembangan ilmu alamiah, karena pada saat itu
berkembang Agama Nasrani, sehingga orientasi manusia beralih pada ilmu Agama (±
300 BC).
3.
Perkembangan
ilmu zaman Abad Pertengahan
Kerajaan Romawi Barat dengan pusat di Roma mengalami kehancuran pada
tahun 476, setelah adanya penyernbuan dari beberapa suku, sedangkan Romawi
Timur yang berpusat di Byzantyum dapat berlangsung lama, hingga akhirnya jatuh
pada tahun 1453 ke tangan penguasa Sultan Turki Saljuk. Eropa akhirnya mengalami
kegelapan selama lima abad sampai tahun 1000, karena tidak ada perkembangan
ilmu kemanusiaan dan ilmu pengetahuan apapun.
Untunglah pengetahuan kemanusiaan dan pengetahuan ilmiah yang diwariskan
oleh zaman kuno masih tetap terpelihara, berkat jasa gereja Nasrani,
cendekiawan Byzantium, dan penguasa muslim.
Kaum muslim menguasai daerah-daerah dikawasan Asia Kecil, Mesir, Bagdad,
Damaskus, Kairo, Toledo dan sampai ke Sepanyol (Kordoba). Penguasaan yang
begitu luas memberikan implikasi bagi luasnya pengaruh kebudayaan Islam yang
tentunya disertai dengan aktualisasi ilmu pengetahuan yang sudah ada.
4.
Perkembangan
ilmu zaman Modern
Pada ujung abad pertengahan terjadi suatu peristiwa yang dikatakan
sebagai zaman pencerahan, pada ahir zaman tersebut dunia memasuki zaman modern
(dimulai sejak abad XVII). Pada masa modern pengertian ilmu berlainan dengan
pengertian ilmu pada masa kelasik. Pada masa ini perkembangan ilmu didasari
oleh tiga perubahan, yaitu perubahan alam pikiran manusia, kemajuan teknologi,
dan lahirnya tata cara ilmiah.
Manusia modern berangsur-angsur meninggalkan pola pikir takhayul, gaib,
mistik, dan sebagainya. Ilmu manusia mulai berpegang pada kemampuan akal
manusia sepenuhnya, untuk menjelaskan berbagai gejala alam dan segala
permasalahannya, menggunakan metodologi penelitian secermat mungkin.
Kemampuan akal itu kemudian didukung oleh perkembangan teknologi yang
sangat pesat. Teknologi itu kemudian menjadi perpanjngan kemampuan akal dari
keterbatasan manusia. Misalnya dengan menggunakan alat bantu Teropong bintang
untuk melihat benda-benda angkasa, dan menggunakan Mikroskop untuk melihat
benda-benda yang sangat kecil ukurannya, dimana kalau menggunakan mata
telanjang tidak mungkin akan bisa melihatnya. Tetapi dengan menggunakan
teknologi yang diciptakan oleh manusia maka hal yang tidak mungkin dapat
menjadi mungkin.
Demikianlah perkembangan ilmu pengetahuan umat manusia yang dapat
dipaparkan secara singkat. Berdasakan pemaparan tersebut dapat dipahami betapa
panjangnya perjalanan sejarah yang dilalui oleh ilmu pengetahuan hingga bisa
menciptakan alam pikiran manusia modern seperti saat ini, abad 21.
Sumber Rujukan Buku:
Pageh. 2000. Buku Ajar; Pengantar Ilmu Sejarah. Singaraja: STKIP Singaraja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar